Sabtu, 18 September 2010

Jejak Sang Mantan

Kataku tentang seorang mantan kekasihku...

Saat aku masih bersamamu, begitu banyak kata-kata indah yang kurangkai, setiap saat setiap waktu selalu menjadikan hari-hariku lebih berarti. Karena masih ada orang yang peduli denganku. Orang yang mengingatkanku saatku terlupa, memberi semangat ketika aku lemah, menginspirasi ketika aku belajar, memaafkanku ketika aku khilaf dan yang terpenting adalah senyumanmu yang membuat hatiku damai.

Begitu indah ku jalani denganmu, canda tawamu selalu menghiburku. Ditambah lagi dengan gaya rambutmu yang diikat di bagian belakang terus ada poni di depan dan menyamping ke kiri, yang akan terlihat indah ketika disapa oleh hembusan angina yang spoi.

Sebuah perjalanan memang tak bernah berjalan mulus, begitu pula dengan aku dan kamu. Saat kita bertengkar, selalu ada nilai kebencian diantara kita dan berakhir jika aku yang mengalah. Itu semua kulakukan agar pertengkaran kita tidak berlarut pada kebencian yang sesungguhnya yang akan membuatmu marah kepadaku. Dan memberi kesan buruk terhadap cerita kita.

Perasaan takut akan kehilangan cintamu itulah yang membuatku rela bertahan walau diriku tertindas oleh egomu. Itung-itung melatih kesabaran emosiku.

Namun, kali itu aku gak bisa terima ketika sikapmu yang mulai berubah. Kamu tak seperti yang dulu lagi, kamu lebih terlihat pendiam, sensitive dan selalu mencari kesalahanku. apa sebabnya engkau pun tak mau menjelaskannya padaku. Setiap kali bertemu, tak ada canda tawa seperti dulu. Setiap kali aku bertanya tentang sesuatu, kamu hanya mengangguk dan menggeleng-gelengkan kepala. Entah apa yang menyebabkanmu bersikap seperti ini, tak mau bicara dan selalu menghindar dariku. Hingga pada akhirnya aku mulai bosan dengan sikapmu.

Aku bosan ketika kamu tak mau mulai bicara, tersenyum apalagi tertawa. Aku bosan ketika aku bercerita panjang lebar dan ada respon darimu, aku bosan ketika kamu tak mau terima telponku dan balas smsku. Aku bosan ketika aku meminta bertemu dan kamu tak mau. Aku bosan dengan segala tingkah lakumu. Dan aku bosan berpacaran denganmu. “apa salahku?” tanyaku padamu yang selalu mendiamkanku. Tapi tetap saja kamu terus membungkam mulutmu.

…..Penghiatan cinta pun terjadi, aku berselingkuh di hadapanmu, itu semua ku lakukan untuk menguji apakah kamu masih sayang padaku atau sebaliknya. Namun tangisanmu membuat penyesalan dalam diriku. Aku memang salah….
Tak seharusnya aku biarkan cintaku Pergi....!!!

1 komentar:

Anonim mengatakan...

so sweet